Pembukaan
Saat ini, banyak orang yang terjebak dalam kehidupan yang materialistis dan egois. Mereka hanya memikirkan diri sendiri dan tidak ingin terganggu oleh orang lain. Namun, ada juga orang tawaduk yang memilih untuk berbuat kebaikan tanpa mengharapkan imbalan. Namun, jika mereka bertindak baik, mengapa mereka tidak ingin orang lain mengetahuinya?
Tawaduk dan Kebaikan
Tawaduk adalah sifat rendah hati dan sabar dalam menghadapi kehidupan. Seorang tawaduk tidak mencari keuntungan pribadi, melainkan mencoba untuk membantu orang lain. Salah satu bentuk tawaduk adalah dengan berbuat kebaikan pada orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Namun, mengapa mereka tidak ingin orang lain mengetahuinya?
Tidak Mencari Pujian
Orang tawaduk yang berbuat kebaikan tidak ingin terlihat seperti sedang mencari pujian atau pengakuan dari orang lain. Mereka melakukan kebaikan karena merasa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan, bukan karena ingin mendapatkan pujian. Sebagai contoh, seseorang yang memberi makanan pada orang yang kelaparan tidak ingin dipuji atas tindakannya, karena itu hanya menunjukkan bahwa dia melakukan kebaikan untuk mendapatkan pujian.
Bukan Untuk Imbalan
Orang tawaduk yang berbuat kebaikan juga tidak mengharapkan imbalan apapun. Mereka melakukannya karena merasa bahwa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Jika mereka mencari imbalan, maka itu bukan lagi merupakan tindakan kebaikan yang tawaduk. Sebagai contoh, seseorang yang membantu orang sakit tidak mengharapkan imbalan, karena tindakannya tersebut dilakukan karena merasa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan.
Menjadi Contoh
Orang tawaduk yang melakukan kebaikan tanpa mengharapkan imbalan juga ingin menjadi contoh bagi orang lain. Mereka ingin menunjukkan bahwa tindakan kebaikan itu penting dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Namun, mereka tidak ingin menjadi pusat perhatian atau dipuja oleh orang lain karena itu akan menghilangkan tujuan mereka dalam melakukan kebaikan.
Menjaga Hati Nurani
Orang tawaduk yang berbuat kebaikan tanpa mengharapkan imbalan juga ingin menjaga hati nurani mereka. Jika mereka terus-menerus dipuji, maka mereka akan merasa bangga dan kehilangan rasa rendah hati. Mereka melakukan kebaikan karena merasa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan, bukan karena ingin merasa lebih baik dari orang lain.
Tidak Mau Mencari Simpati
Orang tawaduk yang berbuat kebaikan juga tidak ingin mencari simpati dari orang lain. Mereka melakukan kebaikan karena merasa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan, bukan karena ingin mendapatkan perhatian atau simpati dari orang lain. Mereka ingin berbuat kebaikan tanpa harus mengungkapkannya kepada orang lain.
Menghindari Riya
Riya adalah perilaku berbuat baik dengan tujuan untuk dipuji atau diakui oleh orang lain. Orang tawaduk yang berbuat kebaikan tanpa mengharapkan imbalan ingin menghindari perilaku riya ini. Mereka tidak ingin kebaikan yang mereka lakukan menjadi sia-sia karena tujuan mereka yang salah. Mereka ingin berbuat kebaikan dengan tulus dan ikhlas tanpa mengharapkan apapun dari orang lain.
Kesimpulan
Orang tawaduk yang berbuat kebaikan tanpa mengharapkan imbalan memang tidak ingin orang lain mengetahuinya. Namun, itu bukan karena mereka tidak ingin berbagi kebaikan dengan orang lain, melainkan karena mereka ingin menjaga hati nurani mereka dan menghindari perilaku riya. Orang tawaduk ingin menjadi contoh bagi orang lain dan menunjukkan bahwa kebaikan itu penting dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Oleh karena itu, marilah kita semua mencontoh kebaikan yang dilakukan oleh orang tawaduk.